Pembinaan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palu: Prestasi, Reputasi, Prasasti, dan Legasi
Banggai Laut. 13 September 2023.
Pentingnya pembinaan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kualitas dan integritas lembaga peradilan agama di Indonesia. PTA adalah lembaga peradilan tingkat banding dalam sistem peradilan di Indonesia yang memiliki yurisdiksi untuk mengadili perkara-perkara agama, seperti perkara pernikahan, perceraian, waris, dan lain sebagainya. Pembinaan oleh YM Dr. H. Zulkarnain, S.H., M.H. hari ini merupakan kali kedua beliau datang langsung ke Banggai Laut yang notabene merupakan 'anak' PTA Palu yang tinggalnya paling jauh. Dikesempatan ini beliau menyampaikan untuk terus mengembangkan kompetensi seluruh aparatur PA Banggai, khususnya dalam bidang hukum dan pelayanan publik. Hal ini juga mencakup pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek mendasar dalam hukum dan kiat-kiat mewujudkan pelayanan yang memanjakan masyarakat.
Pembinaan juga membantu membangun etika profesional yang kuat di kalangan hakim-hakim Pengadilan Agama Banggai. Ini termasuk aspek-aspek yang berkaitan dengan Pedoman Perilaku Hakim (PPH) yakni berperilaku adil, jujur, arif dan bijaksana, bersikap mandiri, berintegritas tinggi, bertanggung jawab, menjunjung tinggi harga diri, berdisiplin tinggi, berperilaku rendah hati, dan bersikap profesional. Begitu pula dengan Kebijakan Umum Pengadilan Tinggi Agama Palu yang telah dirumuskan oleh Bapak Ketua PTA Palu yang melingkupi 6 (enam) aspek penting, diantaranya 1) mewujudkan peradilan unggul, anggun, modern, berkelas dunia, dan inklusif; 2) Menuntaskan kesiapan APM/ZI; 3) Updating, verifikasi, validasi, konsistensi terhadap informasi dan data pengadilan; 4) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan seluruh aparatur peradilan terhadap bidang tugas masing-masing; 5) Memaksimalkan rangkaian eviden kegiatan; dan 6) Mentransformasikan pelaksanaan tugas dari manual ke digital. Maka, keenam kebijakan umum ini perlu dipahami dan dilaksanakan tidak hanya untuk Pengadilan Agama Banggai saja, namun seluruh satuan kerja di wilayah PTA Palu di Sulawesi Tengah.
Selain itu, poin penting yang disampaikan beliau dalam pembinaan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Pengadilan Agama Banggai hari ini adalah mengenai tantangan modernisasi dalam konteks peradilan agama yang merupakan sebuah konsen penting untuk memastikan bahwa lembaga peradilan tetap relevan, efektif, dan efisien, serta sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Perkembangan ini juga memengaruhi perkembangan cara pandang masyarakat di masa depan sehingga peradilan harus menyesuaikan diri pada perubahan sosial budaya. Beliau menyampaikan bahwa bukan tidak mungkin peran dari para aparatur peradilan akan tergantikan oleh produk kemajuan teknologi. Maka dari itu, beliau memberikan sebuah analogi dimana seorang petani harus terus mengasah cangkulnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari ladangnya. Begitu pula dengan seluruh warga Pengadilan Agama Banggai, bahwa dengan ketajaman pengetahuan dan kompetensi di bidang hukum, manajemen, birokrasi, pelayanan publik, dan teknologi, maka akan menciptakan pengadilan yang berprestasi, bereputasi, berprasasti, dan berlegasi.